PPID Balai Pengujian Standar Instrumen Pertanian Lahan Rawa

Kementerian Pertanian Republik Indonesia

PPID Balai Pengujian Standar Instrumen Pertanian Lahan Rawa

Kolaborasi Kementan dan BRIN untuk Optimalisasi Lahan Rawa di Kalimantan Selatan




#RawaBisa
 
Banjarbaru, 29 Mei 2024 - Dalam upaya mengoptimalkan lahan rawa terutama di Kalimantan Selatan, telah diadakan diskusi Pengembangan Rawa untuk Pertanian. Acara ini dihadiri oleh Kepala BPPSDMP, Dirjen PSP, peneliti BRIN, BBPP Binuang, DPKP Kalsel, SMK-PP Banjarbaru  dan berbagai pemangku kepentingan lainnya di Ruang Rapat Pasang Surut BSIP Lahan Rawa. Diskusi ini bertujuan untuk membahas solusi atas tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan lahan rawa, khususnya pada tipe luapan B dan C.
 
Acara dibuka dengan sambutan hangat dari Dr. Lutfi Izhar, S.P., M.Sc., Kepala BSIP Lahan Rawa, yang mengapresiasi kehadiran para peserta dan narasumber dari BRIN. Selanjutnya, Prof. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr., Kepala BPPSDMP, memberikan arahan terkait pentingnya menemukan rekomendasi yang relevan untuk mengatasi permasalahan di lapangan.
 
Diskusi fokus pada empat topik utama: varietas tanaman, hidrologi rawa, stoplog, dan aspek sosial. Para ahli memberikan banyak masukan dan solusi. Dr. Ir. Izhar Khairullah, M.P. menekankan pentingnya menggunakan varietas padi dengan gabah ramping dan umur tanam pendek untuk lahan rawa di Kalimantan Selatan. Prof. Dr. Ir. Mukhlis, M.S. menambahkan bahwa varietas lokal lebih tahan terhadap serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) dibandingkan varietas hibrida.
 
Dalam hal teknik stoplog, Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar, M.S. merekomendasikan penggunaan kayu ulin yang dilapisi tanah padat untuk memperkuat struktur. Sedangkan untuk hidrologi rawa, beliau menyarankan penerapan sistem aliran satu arah dan tabat (sistak).
 
Dari segi sosial, Ir. Yanti Rina, M.P. mencatat bahwa masyarakat Banjar lebih memilih varietas tanaman berdasarkan tipe tanaman, panjang malai, dan bentuk gabah. Prof. Dr. Ir. Masganti, M.S. menekankan perlunya demonstrasi demplot dan kunjungan ke petani lain yang telah berhasil sebagai pendekatan efektif dalam memperkenalkan varietas unggul kepada petani.
 
Diskusi ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi yang dapat diterapkan untuk mengoptimalkan pertanian di lahan rawa sehingga lebih berkelanjutan dan produktif.(RI/AF)